Disentri pada bayi tidak boleh dianggap remeh karena bisa menyebabkan dehidrasi yang dapat berdampak buruk jika tidak segera ditangani. Salah satu penyebab disentri pada bayi adalah kebiasaan tidak sehati dari orang-orang sekitarnya. Untuk, mencegahnya, orang tua perlu menerapkan kebiasaan sehat.
Disentri adalah penyakit infeksi yang menyerang usus. Gejala utama dari disentri adalah diare yang disertai dengan feses berlendir atau berdarah. Penyebab disentri pada bayi sama dengan orang dewasa, yaitu bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolytica.
Gejala Disentri pada Bayi
Gejala disentri pada bayi hampir mirip dengan anak-anak dan orang dewasa. namun pada bayi, risiko terjadinya dehidrasi dan komplikasi lebih tinggi. Ini karena sistem imunitas bayi belum berkembang dengan sempurna dan ia belum bisa mengutarakan apa yang dirasakannya.Secara umum, ada beberapa gejala disentri pada bayi yang bisa diperhatikan, yaitu:
a. BAB lebih cari dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari
b. BAB berdarah
c. BAB berlendir
d. Demam
e. Muntah
f. Penurunan berat badan
g. Bayi lebih rewel
Apabila bayi sampai mengalami dehidrasi, beberapa gejala lain yang dapat timbul adalah:
a. Mata cekung
b. Mulut kering
c. Tidak keluar air mata ketika menangis
d. Popok kering selama 8-12 jam (bayi tidak pipis)
e. Haus berlebihan
f. Terlihat lemas, mengantuk, dan cenderung tidak merespons rangsangan
g. Tangan dan kaki bayi lebih dingin
h. Ubun-ubun besar cekung
i. Kulit tampak tidak elastis
Penyebab Disentri pada Bayi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, disentri pada bayi disebabkan oleh infekti bakteri atau parasit. Pada bayi, bakteri yang sering menyebabkan disentri adalah Shigella dan Campylobacter jejuni. Sementara, infeksi parasit yang memicu disentri biasanya adalah parasit Entamoeba histolytica.Disentri dapat disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi bakteri atau parasit tersebut. Selain itu, penularan disentri dari orang ke orang juga banyak terjadi. misalnya, ketika seseorang menyentuh kotoran penderita disentri secara tidak sengaja dan langsung memegang mulut, makanan atau minuman.
Pada bayi, ada beberapa kebiasaan orang tua atau orang terdekat yang membuatnya berisiko terpapar bakteri atau parasit penyebab disentri, di antaranya:
a. Pengolahan MPASI yang tidak higenis
b. Sanitasi dan lingkungan tempat tinggal tidak bersih
c. Tidak membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh, menggendong, atau memberi makan bayi
Berdasarkan penjelasan di atas, penyebab disentri pada bayi adalah kurangnya kesadaran untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) oleh keluarga dan lingkungan sekitar. Jadi, untuk mencegah disentri pada bayi, penting sekali untuk menerapkan PHBS ke seluruh anggota keluarga.
Berikut adalah upaya perilaku hidup bersih dan sehat yang bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya disentri pada bayi:
a. Orang tua atau pengasuh bayi harus selalu mencuci tangan, terutama setelah buang air besar, setelah membersihkan kotoran bayi, dan sebelum menyiapkan makanan atau memberi ASI
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh atau memberi makan bayi
c. Masak air hingga mendidih sebelum digunakan untuk minum atau memasak
d. Hindari memberikan susu atau produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi pada bayi
e. Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi disentri, hindari melakukan kontak fisik dengan bayi
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat memang dapat menurunkan risiko terjadinya disentri pada bayi. Jangan menunda untuk berkonsultasi ke dokter jika si kecil sudah menunjukkan gejala disentri. Pasalnya, disentri pada bayi yang tidak ditangani dengan cepat bisa berakibat fatal, terlebih jika bayi sudah mengalami dehidrasi.